Untuk Disiarkan : Senin 30 Juni 2014
Reporter : Iladiena Zulfa
Bulan Ramadhan
telah datang. Semua muslim di seluruh belahan dunia menyambutnya dengan
sukacita. Pemerintah menetapkan awal puasa jatuh kemarin, sedangkan organisasi
Muhamaddiyah telah menetapkan awal puasa lebih dulu pada hari sebelumnya yaitu
Sabtu. Perbedaan seperti ini sudah biasa terjadi setiap tahun, begitupun ketika
menentukan Hari Raya Idul Fitri nanti. Hal ini kerap menjadi masalah bagi
masyarakat yang tidak mengerti, dan saling menyalahkan satu sama lain.
Salah satu
Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) semester dua, Endah Dewi Cahyani mengatakan, Muhammadiyah
menetapkan awal puasa pada hari Sabtu kemarin karena alasan perhitungan atau
hisab dalam bulan Hijriahnya. Endah juga menambahkan, dalam hal ini tidak ada
persengketaan yang menyebabkan timbulnya permasalahan.
Mahasiswi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) jurusan Pendidikan Bahasan dan
Sastra Indonesia (PBSI) semester dua, Dede Elastrianti, mengatakan, berbagai
organisasi masyarakat Islam mempunyai cara yang berbeda untuk menentukan awal
puasa. Ada yang menentukan dengan menggunakan metode hilal, ada pula yang
menggunakan metode hisab. Dede juga menambahkan, tidak ada yang salah dengan
kedua metode itu, masyarakat bisa menerima ketentuan tersebut sesuai dengan keyakinan
dirinya masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar