Untuk disiarkan : Kamis
22 Januari 2015
Reporter : Dimas Bagus Laksono dan Syahidah Azzahra
Keputusan pemerintah tentang turunnya harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi beberapa waktu lalu seolah menjadi angin segar untuk
rakyat Indonesia. Tetapi turunnya harga BBM ini ternyata tidak dibarengi dengan
turunnya harga bahan kebutuhan pokok. Tentunya ini semua masih menjadi problem
untuk masyarakat, terutama dari golongan daya beli lemah.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) UIN Jakarta Dr. Herni Ali, SE, MM, menjelaskan, sebenarnya dari awal
sikap yang diambil pemerintah sudah salah. Kenaikan harga BBM dinilai sangat
tidak tepat. Sebab pemerintah menaikan harga BBM disaat harga minyak dunia
turun. Herni menambahkan, setelah salah kebijakan, tentunya ini berimbas
panjang apalagi saat ini harga minyak dunia semakin merosot di pasar global.
Maka bukan hal yang aneh ketika pemerintah menurunkan harga BBM dan solar,
memang dari awal seharusnya pemerintah tidak melakukan kebijakan menaikan harga
BBM dan solar. Herni juga mengatakan, turunnya harga BBM di pasaran belum tentu
mempengaruhi turunya harga kebutuhan pokok. Sebab kebutuhan pokok akan terus
dicari masyarakat berapapun mahalnya, jadi pasar belum tentu mengambil sikap untuk
menurunkan harga. Jika harus menurunkan harga kebutuhan pokok, harga tidak akan
terlalu signifikan.
Mahasiswa jurusan Jinayah Siyasah semester satu, Abdul Alim
Machmud, mengatakan, harusnya pemerintah tidak terburu-buru dalam mengambil
kebijakan. Sebab setiap keputusan yang dibuat pemerintah akan dirasakan
langsung oleh masyarakat dan dampaknya akan panjang.
0 komentar:
Posting Komentar