UNTUK DISIARKAN : SENIN 22 OKTOBER 2018
REPORTER : ALYA SAFIRA AZIZAH
GEMPA BUMI BERKEKUATAN TUJUH KOMA EMPAT SKALA RITCHER DAN TSUNAMI YANG MENIMPA DONGGALA DAN PALU/ SULAWESI TENGAH SEPTEMBER LALU/ MENINGGALKAN DUKA PADA PEMUKIMAN WARGA/ YANG PADA AKHIRNYA MENYULITKAN MASYARAKAT UNTUK BERAKTIFITAS/ DAN MEMBUTUHKAN BANYAK BANTUAN LOGISTIK// SADAR DAN PEDULU AKAN HAL INI/ UNIT KEGIATAN MAHASISWA U-K-M/ KELOMPOK MAHASISWA PECINTA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEMANUSIAAN/ K-M-P-L-H-K RANITA/ TURUNKAN ANGGOTANYA UNTUK MENJADI RELAWAN DAN MEMBERI BANTUAN BAGI MASYARAKAT KORBAN BENCANA//
KETUA UMUM RANITA/ AHMAD WILDANU AKHYAR MENGUNGKAPKAN/ BANTUAN MULAI DIKIRIM SEJAK AWAL OKTOBER/ TIDAK HANYA DARI PENGURUS/ DUA ALUMNI RANITA IKUT TURUN MENJADI RELAWAN KE LOKASI BENCANA// MENURUT LELAKI YANG AKRAB DISAPA DUKACA/ HUNIAN SEMENTARA/ DAN AIR BERSIH MENJADI KEBUTUHAN UTAMA DI SULAWESI TENGAH SAAT INI// MENURUT DUKACA/ KESULITAN AKSES DARAT MENJADI KENDALA UTAMA PENYALURAN BANTUAN/ KARENA BEBERAPA WILAYAH TERISOLASI//
MAHASISWA ASAL SULAWESI/ SORAYA LUTHFIA FATHUDDIN MENGATAKAN/ BANYAK KELUARGANYA YANG BERADA DI PALU/ DAN AKTIFITASNYA TERGANGGU SAAT INI// BAHKAN SORAYA MENGAKU/ BEBERAPA ORANG KERABATNYA IKUT HANYUT DAN BELUM DITEMUKAN SAMPAI SAAT INI// MESKI SEMPAT KESULITAN BERKOMUNIKASI DENGAN KELUARGA DI SULAWESI/ SORAYA MENGAKU PEMERINTAH DENGAN SIGAP MENYEDIAKAN INTERNET GRATIS/ GUNA MEMPERMUDAH KORBAN BERKABAR DENGAN SAUDARA DI LUAR KOTA///
0 komentar:
Posting Komentar