Untuk
disiarkan : Rabu 3 Desember 2014
Reporter :
Aldinah Rosmi
Pemilihan
Umum Raya (PEMIRA) yang damai menjadi harapan semua pihak. Meskipun demikian,
yang terjadi di Fakultas Ushuluddin (FU) bertolak belakang dengan harapan
PEMIRA yang damai. Pasalnya, kemarin sempat terjadi kericuhan pada saat proses
penghitungan suara Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tafsir Hadits.
Menurut
petugas KPPS FU, Hafidz, mengatakan bahwa proses penghitungan suara akan
diulang namun dilakukan secara tertutup yakni hanya ada petugas KPPS, saksi,
serta Panwaslu. Kericuhan yang sempat terjadi di Tempat Pemungutan Suara FU, yakni
karena pasangan nomor urut satu untuk calon presiden dan wakil persiden Jurusan
Tafsir Hadits tidak terima dengan hasil penghitungan suara sehingga
memprovokasi kericuhan. Padahal menurut hafidz, jika suara yang menjadi
perselisihan masuk ke pasangan calon nomor urut satu, tetap saja akan kalah
dari pasangan calon nomor urut dua.
Mahasiswa
FU, jurusan Perbandingan Agama, Rahmawati mengaku tidak tahu tentang penyebab
pasti kericuhan tersebut. Disamping itu menurut Rahmawati, tidak seharusnya
terjadi kericuhan dalam PEMIRA 2014, namun jika ada kecurangan dari pihak
manapun tetap harus diadili dengan cara yang damai, bukan kericuhan apalagi
tindakan anarkis.
0 komentar:
Posting Komentar