Untuk Disiarkan : Kamis 28 Mei 2015
Reporter : Lailaturahmah
Kemarin, Dewan
Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Jakarta menggelar acara Annual Conference of Religious Colleges Student in Indonesia (ACROSS). Salah satu rangkaian acara ini adalah Simposium Nasional bertema
“Resolusi Konflik Agama: Peran Mahasiswa dan Perguruan Tinggi Keagamaan dalam
Mencegah Radikalisme Agama di Indonesia”. Acara ini berlangsung pukul sepuluh pagi hingga setengah dua siang, di Auditorium Prof.
Dr. Harun Nasution, UIN Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Menteri Agama Republik
Indonesia, Luqman Hakim Saifuddin, dan Menteri Pertahanan Republik Indonesia,
Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Purn) Ryamizard Ryacudu. Selain Simposium Nasional, dalam acara
ini juga Terdapat diskusi panel, yang dihadiri oleh enam Bimbingan Masyarakat (BIMAS)
agama di Indonesia, Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Republik Indonesia,
dan Delegasi Perguruan Tinggi Keagamaan Se-JABODETABEK.
Ketua pelaksana acara, mahasiswa
Fakultas Ushuluddin (FU), jurusan
Perbandingan Agama semester delapan, Arif Hidayat, mengatakan,
tujuan simposium Nasional ini untuk mengetahui bagaimana peran pemuda keagamaan
menangkal radikalisme di Indonesia, karena
saat ini, radikalisme di Indonesia telah mencapai metamorforsis ke arah
terorisme.
Wakil Menteri Agama, Prof.
Dr. Abdurrahman Mas’ud M.A., menyatakan, Australia dan Kanada menjadi Negara
dengan nilai toleransi paling tinggi dibandingkan negara
lain. Salah satu permasalahan yang melanda Indonesia adalah soal kerukunan umat
beragama. Indonesia merupakan mayoritas pendiam (silent mayority), sedangkan negara itu ibarat makhluk hidup yang harus tumbuh dan berkembang.
0 komentar:
Posting Komentar