Untuk Disiarkan : Selasa 22
Desember 2015
Reporter :
Nabila Puspa Asriyani
Sebagai
seorang mahasiswa dan calon ilmuwan, perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang paling dicari,
terutama dalam mencari referensi untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Menjelang
libur akhir semester, petugas Perpustakaan
Utama (PU) UIN Jakarta menyayangkan menurunnya minat baca
mahasiswa dibandingkan tahun lalu. Faktor
yang menjadi penyebab sepinya PU ini selain minat
baca mahasiswa yang menurun, juga karena PU tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman, dengan tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa.
Petugas
perpurstakaan American Corner, Risma mengatakan,
perpustakaan merupakan jembatan menuju
penguasaan ilmu pengetahuan, dapat memberikan kontribusi penting bagi
terbukanya akses informasi, serta menyediakan data yang akurat bagi proses
pengambilan sumber-sumber referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semua itu hanya bisa didapatkan
dengan cara membaca. Di akhir semester ini, minat baca mahasiswa di PU menurun hingga 40 persen. Pihak PU berusaha mendesain sedemikian rupa, agar mahasiswa dan civitas
akademika bisa lebih nyaman berada di perpustama. Padahal, internet dan komputer bisa dinikmati mahasiswa
dengan gratis di sini.
Mahasiswa
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Torik Syaifullah mengatakan, perpustakaan harus mampu memenuhi
dahaga para mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan, dengan cara menyediakan fasilitas
yang lengkap bagi kebutuhan mahasiswa. Hal ini sangat penting, mengingat para pengunjung adalah
mahasiswa yang berpendidikan. Kemudian, PU hendaknya menciptakan iklim membaca di
kampus. Lingkungan yang kondusif akan mendorong mahasiswa untuk rajin ke
perpustakaan. Hal itu bisa dilakukan, misalnya dengan cara dosen memberikan tugas
membaca bagi mahasiswanya. Torik mengaku, PU UIN Jakarta belum menciptakan
tempat yang nyaman untuk mahasiswa membaca.
0 komentar:
Posting Komentar