Untuk
Disiarkan : Kamis 10 Juli 2014
Reporter :
Aldinah Rosmi
Masyarakat
Indonesia kembali merayakan pesta demokrasi. Setelah sembilan April lalu pemilihan
umum legislatif berlangsung, kini saatnya pemilihan umum presiden (Pilpres).
Dalam pemilihan umum (Pemilu), semua warga Indonesia yang rmasuk dalam daftar
pemilih, berhak menggunakan hak
suaranya. Untuk pilpres tahun ini, warga Indonesia berhak memilih salah satu dari dua pasangan calon
presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres). Namun tidak semua warga
Indonesia menggunakan hak pilihnya karena terkendala suatu hal. Terlebih
mahasiswa yang merantau jauh dari kampung halamannya.
Salah
satu mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Konsentrasi
Jurnalistik semester dua, Dessy Anggraeni, mengatakan, dalam Pilpres kali ini
Dessy tidak menggunakan hak suaranya alias menjadi Golongan Putih (Golput).
Mahasiswi asal Pemalang, Jawa Tengah ini, mengaku kurang mendapat sosialisasi dari
Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat mengenai sistem pemilihan bagi pemilih
yang merantau. Dessy menambahkan, tidak memungkinkan jika Dessy harus pulang ke
kampung halamannya mengingat masih ada kegiatan ekstra kampus. Meski demikian,
Dessy sangat berharap dalam Pilpres tahun ini, siapapun yang terpilih semoga
dapat merubah Indonesia menjadi lebih baik.
Lain
halnya dengan Dessy, mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris semester 10, Annisa Febrinel Hendri, justru
menggunakan hak suaranya meskipun berada di tanah rantau. Mahasiswi asal Payakumbuh,
Sumatera Barat ini mengaku pindah domisili serta ikut kerabat yang ada di
Pamulang. Untuk itu, Annisa menggunakan hak suaranya di salah satu TPS yang ada
di Pamulang. Annisa juga mengatakan, “Say no to golput” dan berharap apapun
hasilnya nanti berarti itu yang terbaik untuk Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar