Untuk Disiarkan : Kamis 25 Juni 2015
Reporter : Lailaturahmah
Kebutuhan
pangan yang semakin melonjak drastis, membuat sebagian oknum-okmun nakal
memainkan permainannya di ranah perekonomian pasar. Saat bulan ramadhan
seperti sekarang, para oknum nakal ini mengemas jajanannya dalam bentuk takjil.
Pemeriksaan yang telah
dilakukan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemarin, menemukan sebagian pedagang takjil
yang positif mencampur bahan-bahan kimia dengan dagangannya. Terkait hal tersebut, muncul berbagai tanggapan dari
mahasiswa.
Berikut
tanggapan salah satu mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), Ali, yang mengatakan,
masalah tersebut adalah salah satu problema yang diawali dari tekanan ekonomi,
sehingga para oknum nakal memanfaatkan momen ramadhan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Ali berharap, pada zaman ini, masyarakat lebih
berhati-hati dalam memilih makanan, dan tidak jajan sembarangan. Lebih baik,
berinisiatif membuat jajanan, atau makanan sendiri yang lebih sehat, daripada beli makanan cepat saji, tetapi tidak sehat. Setidaknya, akan lebih sehat dan hemat jika membuat makanan sendiri.
Adapula
tanggapan salah satu alumni UIN Jakarta, Aziz, mengaku, lebih suka mengonsumsi
makanan cepat saji yang telah dijual oleh pedagang.
Aziz berharap, masyarakat lebih berhati-hati dalam membeli dan mengonsumsi
makanan, dan lebih selektif dalam memilih. Saat ini, hampir setiap pedagang
memanfaatkan kesempatan di balik kesempitan,
dengan mengorbankan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar