Untuk disiarkan :
Rabu 5 November 2014
Reporter : Aldinah Rosmi
Belum lama ini dunia pendidikan sempat ramai dengan beredarnya isu
terkait adanya sekularisme dalam penerapan kurikulum 2013. Hal tersebut
dibuktikan dengan sejumlah buku ajar dari kurikulum 2013 yang seakan-akan
membuang ajaran Islam. Salah satunya adalah buku pendidikan Kewarganegaraan
SMP-MTs kelas
tujuh jilid satu, yang tidak menyebutkan unsur Islam dalam perumusan pancasila.
Isu ini tentu menimbulkan tanggapan-tanggapan dari kalangan akademik. Untuk itu, kemarin Ketua Jurusan (Kajur)
Pendidikan IPS dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) menggelar
pelatihan Penguatan dan Pengembangan Keilmuan Guru IPS MTs di Aula Madya.
Tanggapan dari peserta pelatihan, guru IPS MTs Daarul Hikmah Pamulang, Fauzi,
mengatakan, memang secara nurani Fauzi merasakan adanya sekularisme dalam
kurikulum 2013. Bisa jadi ini karena ada unsur penekanan dari pemerintah maupun
pihak terkait yang mau tidak mau harus dituruti. Fauzi memandang bahwa kurikulum
di negeri kita tidak sesuai yang diharapkan karena condong berkiblat ke Amerika.
Disamping itu, banyak pro-kontra yang muncul terkait kurikulum 2013, sampai saat
ini pengajar tidak bisa menjawab siapa tokoh di balik ini. Namun untuk di MTs
problem ini masih bisa diatasi yaitu dengan mengarahkan siswa untuk mengaitkan
materi dengan ayat-ayat Allah, tetapi Fauzi menyatakan tidak tahu bagaimana keadaan di SMP.
Adapun tanggapan dari peserta lainnya saat ditemui dalam acara
pelatihan di Aula Student Center (SC), salah satu pengajar mata pelajaran IPS
dari MTs Negeri 4 Pamulang, Aisyah,
mengatakan, terkait isu kurikulum 2013 yang berbau sekularisme untuk di MTs,
khususnya wilayah Tangerang, aman-aman saja. Aisyah menambahkan, dalam Lembar
Kerja Siswa (LKS) maupun buku ajar lainnya juga tidak ada pembahasan yang
melenceng.
0 komentar:
Posting Komentar