Untuk Disiarkan : Senin 19 Oktober 2015
Reporter : Tasya Khairally
Pada tahun 2016
mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN
mulai berlaku. Jika ingin tetap bisa bersaing, Indonesia harus bersama sama bersiap
menghadapinya. Jumat lalu, Seminar Pasca Sarjana berjudul “Tantangan Profesi
Bidang Ilmu Komunikasi Dalam Menghadapi MEA” menjawab pertanyaan untuk menghadapi MEA.
Acara tersebut berlangsung di ruang teater lantai dua Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIKOM), pukul satu siang.
Acara yang dihadiri oleh naraasumber Yuliandre Darwis Ph.D ini, mewajibkan
beberapa mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam mengikutinya sebagai pengganti
mata kuliah.
Narasumber
acara, Yuliandre darwis Ph. D, mengatakan, mahasiswa harus mempersiapkan diri
khususnya sarjana komunikasi menghadapi tantangan dari MEA itu sendiri. Ssalah
satunya, lulusan komunikasi harus memiliki sertifikasi untuk melamar untuk
bekerja di dunia komunikasi. Jadi, mahasiswa dipacu bagaimana untuk meng-upgrade
diri, mengembangkan skill, dan
soft skill. Semua mahasiswa komunikasi harus mengetahui apa yang
menjadi perkembangan dunia komunikasi saat ini, khususnya dalam menghadapi MEA.
Jadi, jangan merasa hebat menjadi sarjana komunikasi, karena dunia lain juga
merebut pasar dari dunia komunikasi.
Salah satu
peserta seminar, mahasiswa FDIKOM, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) semester
tiga, Febrianto mengatakan, karena acara ini merupakan acara pasca sarjana,
peserta yang masih duduk di semester satu atau tiga belum terlalu paham dengan
beberapa topik pembicaraan. Tetapi meskipun begitu, pembahasannya sangat
bermanfaat karena mahasiswa akan mengetahui lebih awal mengenai program MEA
sendiri. Jadi, mau tidak mau, bisa tidak bisa, seorang sarjana harus mengetahui
peran sarjana komunikasi di MEA. Febri berharap, semoga karakter bangsa Indonesia
bukan menjadi karakter yang konsumtif, tapi karakter yang inovatif.
0 komentar:
Posting Komentar