Untuk Disiarkan :
Sealasa 29 Desember 2015
Reporter :
Nabila Puspa Asriyani
Beberapa hari lalu, kampus UIN Jakarta dengan
integritas Islam ini di blow up dengan isu pelecehan seksual di Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM). Isu yang melibatkan dua mahasiswa dan
mahasiswi semesrer tujuh dengan alasan saling cinta dan sadar ini, sudah ditindak oleh bagian kemahasiswaan
dan dekanat. Pihak terkait pun enggan berkomentar perihal yang menyebabkan
pencemaran nama baik Fakultas ini. Mereka
harus mempertanggungjawabkan sendiri apa yang telah diperbuat, lantas apa peran
dosen? Di tempat berbeda, salah satu Dosen Jurnalistik mengatakan Fakultas ditutup
pukul enam sore, seharusnya itu paling lambat tidak boleh melebihi dari itu.
Dosen Psikologi, Dr. Eva Jeumpa, Sp.A mengatakan,
fenomena mahasiswi berhubungan badan di kampus sering terjadi. Tapi kampus UIN
Jakarata dengan landmark Islam sungguh mengagetkan. Banyak mahasiswi
yang salah dalam memilih teman. Kekerabatan juga sudah mulai luntur, sebab antarkeluarga tidak ada
lagi yang mau saling memperingatkan. Mereka umumnya berperilaku sopan dan baik
kepada orang lain. Kelihatannya lugu, bahkan sangat menjaga citranya sebagai seorang mahasiswa. Untuk itu, perlu ditingkatkan lagi jaringan
yang peduli terhadap kekerasan seksual. Mahasiswa harus berperan aktif dalam kegiatan peduli kekerasan
seksual, dan dosen hanya
sebagai wadah.
Mahasiswa Psikologi semester tujuh, Ahmad Syahid
mengatakan, untuk
menghilangkan kekerasan seksual pada mahasiswa, harus berinisiatif untuk
membuat suatu kerja bersama yang dinamakan Jaringan Nasional Melawan Kekerasan
Seksual, dengan tujuan
mengadvokasi kebijakan kampus dan membangun isu tentang melawan kekerasan
seksual di kampus. Dengan jaringan ini, diharapkan semakin banyak kampus-kampus
di seluruh Indonesia yang bergabung dan bergerak bersama, untuk mewujudkan kampus yang bebas dari
pelecehan seksual kepada perempuan.
0 komentar:
Posting Komentar