Berita untuk disiarkan pada program NEWSTAINMENT, Senin-Jum'at pukul 09.00-10.00 WIB

Rabu, 27 Januari 2016

Mengenang Sewindu Kepergian Sang Jendral

07.52 Posted by Newsroom rdk , No comments


Untuk Disiarkan                      : Kamis 28 Januari 2016
Reporter                                  : Muhammad Fadly Dzil Iqbal

Siapa yang tidak mengenal Jendral Soeharto? Presiden kedua Indonesia yang bernama lengkap Jenderal Besar TNI (Purn.) H.M. Soeharto ini, lahir di Dusun Kemusuk, Desa  Argomulyo, Kecamatan SedayuBantulYogyakarta,  pada tanggal 8 Juni 1921. Jendral Soeharto meninggal di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008 lalu, di usia ke 86 tahun. Kemarin adalah tepat sewindu, sang Pembangunan Indonesia pergi untuk selamanya. Presiden Soeharto dikenal sebagai presiden yang sangat kontroversial. Mulai dari menjabat sebagai presiden terlama di Indonesia, sampai turun dari jabatannya sebagai presiden, pada puncak kerusuhan Mei 1998. Tetapi, tidak sedikit juga prestasi yang menguntungkan bagi bangsa Indonesia itu sendiri.

Salah satu aktivis UIN Jakarta, Bung Wicka S.E. mengatakan, slogannya yang berbunyi “Piye kabare? Isin penak jamanku to?” ini, banyak dijumpai di kaos sampai pesan di belakang bak truk. Hal ini seperti sebuah pencitraan dan juga harapan pada sosok Soeharto, presiden kedua Indonesia. Soeharto adalah sosok yang membuat Indonesia penuh warna-warni, karena selama lebih kurang 32 tahun, Indonesia dipimpinnya. Presiden kedua itu juga telah lebih dikenal dan seperti mudah dihafal bagi rakyatnya, ketimbang presiden-presiden penggantinya. Soeharto juga telah menjadi ikon kuat, bukan hanya untuk Negaranya tapi juga negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara sampai Asia.  Bung Wicks juga berharap, semoga perekonomian Indonesia bisa terus membaik, semoga mata uang rupiah di dunia internasional terus membaik, dan tidak mengalami inflasi seperti di jaman Soeharto dulu.

Aktivis UIN Jakarta lainnya, Muhammad Zalfa S.Hum mengatakan, sepanjang tahun 1970, 1980, dan 1990 adalah masa-masa keemasan pemerintahan Soeharto. Begitu banyak program pemerintah yang dijalankan, dan tingkat keberhasilannya seakan-akan seratus persen dari rencana-rencana program pemerintah tersebut. Sebut saja diantaranya Pembangunan Lima Tahun (Pelita), Kelompok Pendengar Pembaca dan Pemirsa (Kelompencapir), dan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). Bung Zalfa menambahkan, sayang sekali bagi generasi yang lahir tahun 1990-an, kehebatan Jenderal Besar Soeharto tinggal kenangan. Mereka hanya mendengar kisahnya dari cerita orang-orang tua. Tapi kini bukan berarti tidak bisa melacak jejak sejarah Jenderal Besar Soeharto.

0 komentar:

Posting Komentar