Berita untuk disiarkan pada program NEWSTAINMENT, Senin-Jum'at pukul 09.00-10.00 WIB

Rabu, 17 Juni 2015

Puasa Untuk Allah, Bukan Untuk Dihargai



Untuk Disiarkan          : Kamis 18 Juni 2015
Reporter                      : Nabila Puspa Asriyani

Bagi masyarakat Muslim, bulan puasa atau Ramadhan sudah dianggap sebagai bulan yang mulia dan harus dihormati oleh siapa pun. Bahkan, sudah lumrah jika menjelang Ramadhan, beberapa kegiatan yang berkonotasi “maksiat” serta warung makan ditutup, untuk menghormati kegiatan beribadah golongan mayoritas. Bagi orang yang berpuasa, sebenarnya tidak harus mendapatkan penghargaan yang berupa penghormatan dari orang lain, karena pada dasarnya setiap orang yang berpuasa pasti mendapatkan banyak godaan. Jika kualitas iman seorang muslim tinggi, godaan itu tidak akan mengusik kegiatan berpuasa, dan mereka tidak akan merasa perlu untuk dihargai.

Ketua Program Internasional UIN Jakarta, sekaligus dosen Ilmu Komunikasi, Rachmat Baikhaki, mengatakan, salah satu Organisasi Masyarakat (ORMAS) rutin menggelar razia menjelang bulan Ramadhan, dan menuntut para pedagang untuk berhenti berdagang. Padahal, mencari nafkah untuk keluarga lebih wajib daripada menghargai orang yang berpuasa. Melihat makanan tidak akan membuat seorang muslim berdosa, tetapi menghentikan orang lain mencari nafkah adalah sebuah dosa besar.

Seorang pedagang, Muhammad Azis, mengatakan, mengalami kerugian karena harus membuka tokonya setelah Maghrib. Tetapi, Azis tetap menghormati dan berlapang dada dengan rezeki yang ada.




0 komentar:

Posting Komentar