Untuk Disiarkan : Selasa 22 September 2015
Reporter ` :
Nia Nadia
Kemarin
merupakan peringatan hari perdamaian dunia yang ditetapkan dalam sidang umum
PBB pada tanggal 28 September 2001, yang telah disetujui resolusi nomor 55/282.
Ditetapkannya hari perdamaian dunia ini, karena di berbagai belahan bumi ini
telah muncul tindakan kekerasan yang mengancam hancurnya pilar-pilar
solidaritas kamanusiaan. Berbagai upaya telah dilakukan dengan menekankan perlunya
pendekatan-pendekatan sosio-kultural, berupa dialog antar kelompok yang
bertikai. Akan tetapi, segala upaya tersebut belum mencapai hasil yang
maksimal.
Salah satu
mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
semester tujuh, Fadli Husen, mengatakan, di Indonesia, saat ini kekerasan,
permusuhan, serta bullying sudah semakin marak. Anak di bawah umur pun sudah
banyak yang menjadi korban, bahkan pelaku kekerasan atau bullying tersebut.
Fadli berharap, dengan adanya peringatan hari perdamaian dunia ini, masyarakat
Indonesia bisa berbenah kembali untuk mewujudkan Indonesia yang damai dan tentram.
Salah satu
mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Muamalat semester lima, Maulidia
Wirda, mengatakan, dengan adanya hari perdamaian dunia, bisa mengingatkan warga
untuk tidak saling bermusuhan atau melakukan kekerasan. Terlebih untuk warga
Indonesia, agar mengimplementasikan ayat ketiga dari pancasila yaitu persatuan
Indonesia. Di mana sesama warga Indonesia, tidak ada lagi yang namanya saling
bermusuhan, bertengkar, maupun mengejek, demi mewujudnya persatuan Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar