Untuk Disiarkan : Kamis 26 November 2015
Reporter :
Neneng Heryani
Guru merupakan orangtua kedua setelah
orangtua kandung. Seseorang yang telah sukses tentu tidak terlepas dari peranan
seorang guru dalam hidupnya. Oleh sebab itu, untuk menghormati pengorbanan
pahlawan tanpa tanda jasa tersebut, Indonesia selalu memperingati hari guru
nasional yang jatuh kemarin. Namun, dibalik peringatan hari guru nasional masih
terdapat beberapa fakta yang perlu diketahui seperti, jumlah ahli pendidik yang
tidak merata di Indonesia. Bahkan, DKI Jakarta sendiri masih membutuhkan 2.680
guru serta 1,7 juta guru honorer. Di Indonesia, guru hanya mendapat gaji
kisaran 150 sampai 300 ribu rupiah per bulan. Dengan kondisi sperti ini, apakah
guru di Indonesia sudah sejahtera?
Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIKOM), Siti Nurbaya mengatakan, sekarang ini guru banyak dituntut
oleh birokrasi, di mana guru harus membuat laporan-laporan birokrasi untuk
sertifikasi, dan bila laporan tersebut tidak mencapai target maka para guru
akan mendapat tunjangan tertunda. Berbeda dengan dahulu, di mana tugas guru
adalah mengajar, mengarahkan dan bertanggung jawab pada muridnya. Kini, tugas
mulia seorang guru berubah menjadi bias. Siti berharap, tujuan utama guru untuk
meningkatkan kualitas pendidikan para murid dapat dikembalikan seperti semula
tanpa embel-embel birokrasi.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester
tiga, Nailys sa’adah menuturkan, hari guru nasional adalah momentum untuk
meningkatkan kualitas guru dalam mendidik, dan mengingatkan para pelajar bahwa
guru adalah pahlawan yang patut untuk di hormati dan dimuliakan.
0 komentar:
Posting Komentar