Untuk Disiarkan : Selasa 24 November 2015
Reporter : Muhammad Fadly Dzil
Iqbal
Usaha untuk memperbaiki
kesehatan masyarakat bermula dari kaum muda. Hal ini lebih terasa dalam
menghadapi salah satu masalah kesehatan dan sosial yang paling parah, yaitu
masalah rokok. Bahkan mahasiswa UIN Jakarta pun memiliki angka persentase
perokok yang lumayan besar. Terkadang para perokok ini membuang puntung
rokoknya sembarangan, dan tidak jarang membuat fasilitas umum menjadi asbak,
seperti di toilet lantai enam dan tujuh gedung Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta.
Cleaning Service FDIKOM, Andri
mengatakan, mahasiswa harusnya mencari tempat lain untuk merokok. Mungkin
karena sekarang sudah tidak dibolehkan merokok di koridor dan di depan kelas,
maka mereka pindah ke toilet dan di
tangga darurat. Ini sebenarnya boleh-boleh saja tetapi dengan syarat membuang
puntung rokoknya harus pada tempatnya, jangan westafel dijadikan asbak. Andri
menambahkan, kan sudah ada larangan dilarang merokok bagi mahasiswa, seharusnya
pihak universitas menyediakan smoking area bagi para perokok di UIN Jakarta,
agar mereka tidak merokok sembarangan lagi.
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam (BPI) semester enam, Muhammad Fiqri mengatakan, sebelum lobby FDIKOM
tidak ada., biasanya para perokok merokok di situ, dan kadang membuang puntung
rokok mereka sembarangan. Fiqri menambahkan, tetapi setelah sekarang FDIKOM
tidak memiliki lobby, mungkin para perokok pindah ke atas dan karena UIN
Jakarta tidak memiliki smoking area. Jadi, para perokok tidak tahu harus
merokok di mana, dan memilih untuk merokok di toilet lantai enam dan tujuh.
0 komentar:
Posting Komentar