Untuk Disiarkan : Rabu 16 Desember 2015
Reporter : Muhammad Fadly Dzil
Iqbal
Pemilihan Umum Raya (Pemira) untuk kepengurusan
HMJ Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 2015-2016 mengalami aklamasi, yang secara
demokrasi merupakan cacat dalam berdemokrasi.
Entah mengapa Pemilu Raya tahun ini hanya menyisakan Manajemen Dakwah
(MD), yang bersaing
dengan dua kandidat, selebihnya mengalami aklamasi. Dari jurusan KPI sendiri, mendeklarasikan Ahmad Nabil Bintang dan Muhammad
Aldi sebagai presiden dan wakil presiden HMJ KPI periode 2015-2016. Tentu ini mengundang berbagai
tanggapan, termasuk presiden HMJ KPI periode 2014-2015.
Presiden HMJ KPI, Fiqih Dwi Adam
mengatakan, sebagai pemimpin, Fiqih bertanggung jawab mencari regenerasi untuk
HMJ KPI, namun dengan adanya aklamasi di periode ini, maka menjadi cerminan bahwa mahasiswa
tidak punya cukup mental untuk memimpin suatu organisasi. Banyak penyebab
mengapa ini bisa terjadi, salah satunya adalah kurangnya pemahaman mahasiswa dalam
bertanggung jawab terhadap organisasi kemahasiswaan itu sendiri. Ini tidak
sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi yakni, pendidikan, penelitian dan
pengabdian. Secara
tidak langsung,
dengan aklamasi apalagi sampai lima jurusan, sangat berbahaya bagi keorganisasian.
Fiqih berharap, semoga kepengurusan HMJ KPI tahun yang akan datang akan lebih
baik dari pada sebelumnya. Fiqih pun menambahkan, apa yang menjadi kelebihan di
periode sebelumnya dipertahankan dan kekurangannya bisa ditutupi dengan sebuah
kelebihan baru, karena kekurangan tidak bisa dihilangkan namun dapat diperbaiki
dengan kelebihan yang baru.
Wakil presiden untuk periode yang akan
datang, Muhammad Aldi mengatakan, seharusnya, ajang Pemira adalah sebuah
pembelajaran terutama untuk mahasiswa semester tiga yang ingin terjun ke dunia politik. Dengan adanya aklamasi dalam Pemira kali ini, menjadikan ajang berkompetisi dalam
berpolitik antar sesama mahasiswa. Aldi pun berharap, HMJ KPI ke depannya
semakin baik.
0 komentar:
Posting Komentar